Sebagaiseorang KTT, peraturan safety apa saja yang akan anda buat/terbitkan Peraturan perusahaan tentang angkutan Aturan lalu lintas jalan tambang termasuk pemasangan rambu-rambu lalu lintas Aturan pembatasan jam kerja sesuai dengan tingkat bahaya (exp.: bahaya kebisingan) Menetapkan daerah rawan kebakaran beserta aturan yang harus dipatuhi
Biasanyatim pelaksana proyek memiliki sikap optimisme yang tinggi pada awal proyek. Sikap ini dapat memperkecil perhitungan dampak risiko, yang berimbas pada perhitungan faktor risiko yang tidak akurat. Hingga akhirnya, kesalahan tersebut akan mengancam keseluruhan proses manajemen risiko proyek. 5. Tidak Mempertimbangkan Kemungkinan Adanya
Untukmembangun sebuah pabrik roti kelas kecil (usaha rumah tangga) ada 4 poin penting yang mesti anda pikirkan, yaitu penentuan jenis roti yang akan diproduksi, pembuatan tempat produksi yang memenuhi standard kesehatan, peralatan produksi higienis, dan jangkauan atau target pemasaran. Mari kita simak penjelasan keempat poin tersebut!
SlF34r. › Industri roti sempat menurun pada masa pandemi Covid-19 karena pembatasan sosial. Namun, di sisi lain, industri roti skala rumah tangga berpotensi berkembang seiring meningkatnya hobi yang menjadi bisnis skala kecil. KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO Kesibukan di sebuah industri roti skala rumah tangga di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Jumat 7/8/2020. Pandemi Covid-19 memukul usaha rumahan tersebut, tetapi masih aktivitas masyarakat akibat pandemi Covid-19 sedikit banyak berdampak pada industri roti. Namun, perubahan pola konsumsi masyarakat yang mulai menjadikan roti sebagai makanan utama bisa menyelamatkan bisnis roti menjadi salah satu sektor yang terdampak dari pembatasan kegiatan masyarakat, baik pembatasan sosial berskala besar PSSB maupun pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat PPKM. Pembatasan hingga penutupan aktivitas perdagangan dan jasa, seperti hotel, restoran, dan pusat perbelanjaan, membuat permintaan roti menurun. Survei yang dilakukan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah terhadap 202 pengusaha roti di Jakarta dan Surabaya menunjukkan, sekitar 94 persennya terdampak Covid-19. Lihat juga Berjuang Hadapi Tantangan UsahaMerujuk pemberitaan Kompas 15/6/2020, penurunan omzet industri roti mayoritas disebabkan berkurangnya pengunjung outlet. Kemudian menurunnya penjual dan merosotnya pengambilan produk reseller. Sebagian pengusaha roti ada yang sudah mencoba strategi bisnis daring, tetapi kenaikannya hanya sekitar 14 naikNamun, di balik penurunan permintaan tersebut, ada harapan cerah industri roti bisa bangkit kembali dan akan tetap berkembang. Perkembangan tersebut tak lepas dari meningkatnya ekonomi kelas menengah, pendapatan kelompok muda yang semakin tinggi, dan perubahan pola konsumsi masyarakat yang cenderung mengikuti gaya hidup WIJAYANTO Displai berbagai jenis cemilan, mulai dari roti kering hingga keripik, di Pasar Jatinegara, Jakarta, Mei 2012. Dibutuhkan kreativitas untuk menyajikan dan mengolah makanan dari bahan yang banyak terdapat di sekitar kita agar menjadi industri yang bertajuk ”Bakery Ingredients” EIBN Reports 2019 menyebutkan, segmen roti Indonesia sekarang terbagi tiga kelas, yaitu kelas atas roti dan pastry ala Eropa dan Amerika Serikat, kelasa menengah roti pastry berkonsep Jepang dan Asia, serta kelas menengah ke bawah roti putih dan manis.Roti ala Eropa dan AS yang digemari kelas atas cenderung lebih tawar plain dengan tekstur padat. Adapun roti berkonsep Asia lebih bermain pada variasi isi roti, seperti kacang merah, ubi jalar, atau kombinasi unik, seperti bawang putih dan krim ala Indonesia lebih manis, ringan, dan bertekstur empuk. Rasanya juga bervariasi dengan tambahan ceri, bluberi, dan kacang almon. Selain itu, juga mulai berkembang roti artisan yang pembuatannya mengutamakan kesegaran tinggi dan tanpa bahan konsumsi roti pun cenderung meningkat. Berdasarkan catatan Kementerian Pertanian pada 2013, konsumsi roti tawar dan manis masih 0,85 kilogram per kapita. Lima tahun berikutnya naik menjadi 3,15 kilogram per kapita. Begitu juga dengan biskuit, naik dari 0,69 kilogram per kapita 2013 menjadi 1,83 kilogram per kapita 2018.Konsumsi hotel dan restoran/kafe memang menurun, tetapi bisa jadi konsumsi rumah tangga meningkat. Roti yang dulunya dianggap sebagai makanan sampingan camilan mulai menjadi makanan pokok bagi sebagian kelas menengah atas. Apalagi, saat Lebaran atau Natal, konsumsi roti hantaran Meskipun sejumlah industri roti menurun di masa Covid-19 ini, ada yang bertahan, bahkan berekspansi. Misalnya, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk ROTI yang membangun dua pabrik roti pada Agustus 2020 yang sebelumnya mengoperasikan 14 pabrik di 13 wilayah di tingkat Asia, mengutip laman mordorintelligence, usaha bakery dalam periode 2020-2025 diprediksi rata-rata tumbuh 8,33 persen per tahun. Hanya saja, di pasar Asia, ada perbedaan dalam selera konsumen, yaitu roti artisan dengan aneka rasa yang inovatif serta jenis roti berserat tinggi, bebas gluten, dan rendah HELABUMI Penjual roti keliling melintas di Jalan Mangga Dua Raya, Pinangsia, Jakarta Barat, Senin 21/12/2020. Pandemi Covid-19 membuat penjualan perusahaan roti di Indonesia, menurut laman Kementerian Perindustrian, hingga 2019 mencapai 586 unit. Industri roti rumahan pun diperkirakan naik pada masa pandemi. Mengacu pada survei Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI, September lalu, hampir 70 persen responden menjadi lebih sering memasak selama pandemi. Hal ini menumbuhkan hobi baru memasak, salah satunya membuat roti. Merujuk pada pemberitaan media massa, hobi ini berkembang menjadi bisnis bagi industri roti adalah harga tepung terigu yang terus meningkat dalam lima tahun terakhir. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, pada Desember 2016 harga tepung terigu masih Rp per kilogram. Selanjutnya pada Maret 2020 harganya naik 6,3 persen menjadi Rp per juga IA-CEPA dan Relasi Gandum yang Bertepuk Sebelah TanganDi sisi lain, industri roti masih cukup bergantung pada bahan baku impor. Ketergantungan pada impor ini terjadi sejak 1990-an dan belum bisa dipenuhi dari pasar dalam negeri. Impor terigu pun selama tiga tahun terakhir terus naik. Tahun 2017, Indonesia mengimpor terigu ton dan pada 2019 volume impor meningkat menjadi roti sempat menurun pada masa pandemi karena pembatasan sosial. Namun, di sisi lain, industri roti skala rumah tangga berpotensi berkembang yang dipicu perubahan pola konsumsi roti hingga hobi baru yang menjadi bisnis. Hanya saja, bahan baku utama roti yang masih mengandalkan impor menjadi tantangan Pekerja mempersiapkan tepung terigu untuk produksi di pabrik roti skala kecil di kawasan Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu 11/1/2020.
404 Not Found - NotFoundHttpException 1 linked Exception ResourceNotFoundException » [2/2] NotFoundHttpException No route found for "GET /Top/membuat-web-yang-menghasilkan-uang-2996070" [1/2] ResourceNotFoundException Logs Stack Trace Plain Text
TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Tempat Kerja Menurut Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan baik terbuka atau tertutup, bergerak maupun menetap dimana terdapat tenaga kerja yang bekerja atau sering dimasuki orang bekerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya sebagaimana diperinci sebagai berikut 1. Tempat kerja baik di darat, di permukaan air, di dalam tanah, di dalam air maupun di udara yang berada di wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. 2. Tempat kerja dimana dibuat, dicoba, dipakai atau yang menggunakan mesin, pesawat, alat, perkakas, peralatan ataupun instalasi berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran ataupun peledakan. 3. Dibuat, diolah, digunakan, dijual, diangkut ataupun disimpan bahan atau barang yang dapat meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan infeksi, ataupun bersuhu tinggi. 4. Dikerjakan pembangunan konstruksi, perbaikan, perawatan, pembersihan ataupun pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan pengairan, saluran atau terowongan bawah tanah, dsb atau dimana dilakukan pekerjaan persiapan. 5. Dilakukan usaha pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan, pengolahan kayu ataupun hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan kesehatan. 6. Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan emas, perak, logam ataupun bijih logam lainnya, batu-batuan, gas, minyak ataupun mineral lainnya baik di permukaan maupun di dalam bumi ataupun di dasar perairan. 7. Dilakukan pengangkutan barang, binatang ataupun manusia baik di darat, melalui terowongan, di permukaan air, di dalam air maupun di udara. 8. Dikerjakan bongkar muat barang muatan pada kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun, ataupun gudang. 1 9. Dilakukan penyelaman, pengambilan benda ataupun pekerjaan lain di dalam air. 10. Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian di atas permukaan tanah ataupun perairan. 11. Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian di atas permukaan tanah atau perairan. 12. Dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara ataupun suhu udara yang tinggi ataupun rendah. 13. Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan benda, terkena lemparan benda, terjatuh ataupun terperosok, hanyut ataupun terlempar. 14. Dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur ataupun lubang. 15. Termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut. Menurut para ahli, tempat kerja ialah 1. Menurut Anwar Prabu Mangkunegara 2005105 Lingkungan kerja adalah semua aspek fisik kerja, psikologis kerja dan peraturan kerja yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja dan pencapaian produktivitas. 2. Menurut Supardi dalam Subroto 200523 Lingkungan kerja merupakan keadaan sekitar tempat kerja baik secara fisik maupun non fisik yang dapat memberikan kesan yang menyenangkan, mengamankan, mententramkan, dan betah dalam bekerja. 3. Menurut Sedarmayanti 20011 Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok. 4. Menurut Alex S. Nitisemito 2000183 2 Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. B. Pengertian Bahaya di Tempat Kerja Pengertian definisi bahaya hazard ialah semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan cedera kecelakaan kerja dan ataupenyakit akibat kerja PAK OHSAS 180012007. Berikut adalah macam-macam kategori hazard Wells, 1996; Plog, 2002; Donoghue, 2004 1. Physical hazards Suara bising, radiasi, getaran, temperature 2. Chemical hazards Zat beracun, debu, uap berbahaya 3. Mechanical hazards Mesin, alat-alat bergerak 4. Electrical hazards Arus listrik, percikan bunga api listrik 5. Ergonomic hazards Ruangan sempit, mengangkat, mendorong, dsb catatan sebenarnya ergonomi tidak hanya melingkupi hal-hal ini karena ergonomi sebenarnya adalah prinsip atau azas K3 secara keseluruhan, namun karena istilah ergonomi mulai dikenal dari ranah postur kerja, beban kerja, MSD dan sejenisnya maka bisa dimaklumi jika hal-hal seperti ini lebih erat dengan istilah ergonomi 6. Behavioral hazards Tidak mematuhi peraturan, kurangnya ketrampilan kerja 7. Environmental hazards Cuaca buruk, api, berkerja di tempat tak rata 8. Biological hazards Virus, bakteri, jamur, parasit 9. Psychosocial hazards Waktu kerja yang lama, tekanan atasan, trauma Segala macam potensi hazard tersebut harus diidentifikasi. Untuk memudahkan pengidentifikasian, ada beberapa macam metode yang dapat 3 digunakan seperti What-If Analysis, Energy Barrier Analysis, dan lainnya. Setelah hazard teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah menilai sejauh mana pengaruhnya terhadap keselamatan karyawan dan keseluruhan operasi. Penilaian ini umumnya menggunakan dua parameter konsekuansi dari suatu hazard dan kemungkinan frekuensi kejadian. Peringkat paling tinggi akan ditempati oleh hazard yang mampu menimbulkan konsekuensi kerusakan besar dikombinasikan dengan frekuensi kejadian yang sering atau berulang dan hazard atau bahaya ini disebut sebagai critical hazard. Semua critical hazard harus mendapat perhatian dan penanganan sesegera mungkin. Bahaya-bahaya hazards di tempat kerja tersebut harus ditangani dengan prinsip ergonomi yakni menyesuaikan kerja dengan keterbatasan atau kapasitas manusia fit the task to the worker. Misalnya kebisingan harus dikontrol karena manusia mempunyai batasan paparan, zat-zat kimia korosif harus dikontrol karena tubuh manusia tidak mampu kontak dengan zat tersebut, desain control dan display mesin harus disesuaikan dengan karakteristik kognitif manusia sehingga mengurangi eror, shift kerja disesuaikan dengan kapasitas beban kerja manusia dan masih banyak lagi. C. Sumber Bahaya Sumber-sumber bahaya di tempat kerja yaitu 1. Bahaya yang berasal dari bangunan, perealatan dan instalasi Konstruksi bangunan harus kokoh dan memenuhi syarat. Desain ruang dan tempat kerja harus baik, tersedia penerangan darurat yang diperlukan, jalan dan gang harus diberi marka yang jelas. pada tempat yang memerlukan dipasang rambu sesuai keperluan. tersedia jalan penyelamatan diri yang diperlukan lebih dari satu pada sisi yang berlawanan. pintu harus membuka keluar untuk mempermudah penyelamatan diri. Instalasi harus memenuhi persyaratan keselamatan kerja abik dalam disain maupun konstruksi. sebelum penggunakaan harus diuji terlebih dahulu serta diperiksa oleh suatu tim ahli. kalau diperlukan modifikasi harus sesuai dengan 4 persyaratan bahan dan konstruksi yang ditentukan. sebelum operasi harus dilakukan percobaan operasi untuk menjamin keselamatannya serta dioperasikan oleh operator yang memenuhi syarat. Dalam industri digunakan berbagai peralatan yang mengandung bahaya. Apabila tidak dipergunakan dengan semestinya serta tidak dilengkapi dangan alat pelindung dan penaman, peralatan itu bisa menimbulkan macam-macam bahaya seperti kebakaran, sengatan listrik, ledakan, luka-luka, dan cedera yang cukup serius. Agar peralatan ini aman dipakai maka perlu pengaman yang telah diatur oleh perundang-undangan di bidang keselamatan kerja, untuk peralatan uang rumo cara pengoperasiannya perlu disediakan semacam petunuk sebagai daftar periksa atau check list pengoperasiannya 2. Bahaya yang berasal dari bahan Bahaya dari bahan ini meliputi berbagai resiko sesuai dengan sifat bahannya, antara lain mudah terbakar, mudah meledak, menimbulkan alergi, menimbulkan kerusakan pada kulit dan jaringan tubuh, menyebabkan kanker, mengakibatkan kelainan pada janin bersifat beracun Selain resiko bahannya yang berbeda juga intensitas atau tingkat bahayanya juga berbeda. Ada yang tingkatnya sangat tinggi dan ada pula yang rendah, misalnya dalam hal bahan beracun, ada yang sangat beracun yang dapat menimbulkan kematian dalam kadar yang rendah dan dalam tempo yang singkat dan ada pula yang kurang berbahaya. Disamping itu pengaruhnya ada yang segera dapat dilihat atau akut tetapi ada juga yang pengaruhnya baru kita ketahui setelah bertahun-tahun yang bisa disebut juga kronis. Oleh sebab itu setiap pimpinan perusahaan harus tahu sifat bahaya yang digunakan sehingga bisa mengambil langkah-langkah untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit akibat kerja yang dapat sangat merugikan bagi perusahaan. 5 Setiap bahan kimia berbahaya harus dilengkapi dengan lembar data kimia atau MSDS. Lembar data kimia ini dapat diminta kepada pemasok dengan memasukkannya dalam kontrak pembelian bahan atau juga dapat diakses di database MSDS seperti chamwatch. 3. Bahaya yang berasal dari proses Bahaya yang berasal dair proses sangat bervariasi tergantung teknologi yang digunakan. Proses yang digunakan di industri ada yang sederhada tetapi ada proses yang rumit ada proses yang berbahaya dana da pula proses yang kurang berbahaya. industri kimia biasanya menggunakan proses yang memperbsar resiko bahayanya, dari proses ini kadang-kadang timbul asap, bising dan bahaya mekanis seperti terjepit, terpotong, tertimpa bahan sehingga dinyatakan kecelakaan atau sakit akibat kerja. Dalam proses banyaknya bahan-bahan kimia yang digunakan sebagai bahan baku dan bahan penolong. ada bahan kiia yang merupakan hasil sampingan, sebagian bahan tersebut termasuk bahan kimia berbahaya seperti mudah terbakar, meledak, iritan, beracun dsb. Skala ingustri kimia cenderong semakin besar untuk mengingkatkan efisiensi dan mengendalikan biaya, namun hal ini juga berakibat kemungkinan timbulnya bencana bila terjadi kegagalan operasi normal. Beberapa malapetakan industri pernah terjadi dengan korban uang besar baik terhadap kibawa manusia, aset perusahaan dan lingkungan. 4. Bahaya dari cara kerja Bahaya dari cara kerja dapat membahayakan karyawan itu sedini dan orang lain disekitarnya, cara kerja yang demikian antara lain a. Cara mengakat dan mengangkut, apabila dilakukan dengan cara yang salah dapat mengakibatkan cidera dan yang paling sering adalah cidera pada tulang punggung, juga sering terjadi kecelakaan sebagai akibar cara mengagkat atau mengangkut. b. Cara kerja yang mengakibatkan hamburan debu dan serbuk logam, periciakan api serta tumpahan bahan berbahaya. 5. Bahaya yang berasal dari lingkungan kerja 6 Sumber bahaya ini dapat digolongkan atas berbagai jenis bahaya yang dapat mengakibatkan berabagai gangguan kesehatan dan penyakit akibat kerja serta penurunan produktifitas dan efisiensi kerja. D. Pengertian Identifikasi Bahaya Identifikasi Bahaya merupakan suatu program kerja yang didalamnya terdapat proses mengenali bahaya pada suatu pekerjaan, membuat identifikasi bahaya dan nilai dari resiko bahaya tersebut kemudian melakukan pengendalian terhadap resiko bahaya yang telah teridentifikasi. Tahapan identifikasi bahaya secara umum meliputi 1. Pengenalan kegiatan untuk menemukan, mengenali, dan mendeskripsikan tahapan kegiatan tertentu dari serangkaian pekerjaan yang dilakukan oleh organisasi yang menghasilkan atau mendukung satu atau lebih produk jasa; 2. Pengenalan bahaya untuk menemukan, mengenali, dan mendeskripsikan potensi bahaya yang terdapat dalam setiap tahapan kegiatan atau pekerjaan persiapan, pelaksanaan, penyelesaian dan akibatnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja; 3. Pengukuran potensi bahaya; 4. Validasi daftar bahaya yang merupakan tahapan memasukkan setiap sumber bahaya ke dalam suatu daftar bahaya. Dalam melakukan tahapan-tahapan identifikasi bahaya ada beberapa metode yang dapat digunakan Wachyudi, 2010 1. Metode Perbandingan, yaitu metode yang membandingkan rancangan terhadap suatu standar atau desain, dan berbentuk seperti daftar periksa checklist. Daftar periksa menyediakan acuan untuk menentukan potensi bahaya dalam suatu sistem. Daftar ini dikembangkan dari pengalaman atau standard atau hasil analisis tertentu dengan mengumpulkan pengalaman masa lalu dalam suatu daftar tentang apa yang boleh dan apa yang tidak. Daftar periksa berguna saat proses perancangan untuk membantu ingatan dalam mengungkapkan bahaya yang terlupakan. 7 2. Metode fundamental, yaitu metode yang tersusun untuk memotivasi orang yang menerapkan pengetahuan dan pengalaman mereka dengan tujuan mengidentifikasi bahaya. Yang termasuk dalam metode kelompok ini adalah a. Preliminary Hazard Analysis PHA atau Analisis Bahaya Awal, merupakan suatu sistem atau metode yang biasanya digunakan untuk menjelaskan dengan teknik kualitatif untuk identifikasi bahaya pada tahap awal dalam proses desainMannan, 2005. PHA ditujukan hanya pada tahap awal pengembangan pabrik/ industri/ instalasi. Informasi yang dibutuhkan untuk dilakukan penelitian adalah kriteria desain, spesifikasi bahan dan peralatan, dll. Prinsip dari PHA adalah untuk mengidentifikasi bahaya yang mungkin akan berkembang menjadi kecelakaan. Ini dilakukan dengan menimbulkan situasi atau proses yang tidak direncanakan atau dimaksud terjadi. Ini penting untuk melakukan identifikasi bahaya dari awal pada proses desain bertujuan untuk mengimplementasikan corrective measure pada desain, yang dikenal dengan manajemen resiko atau reduksi pro aktif. Beberapa deviasi yang dapat terjadi ditandai dengan isyarat more of ...; less of ...; nothing of ...; part of ...; both ... and ...; another than ...; opposite direction ...; later than .... b. Hazard Operability Study HAZOPS, merupakan metode yang banyak digunakan oleh industri proses untuk mengidentifikasi bahaya pada tahap desain rekayasa Mannan, 2005. Tujuannya untuk menganalisis sistem bagian per bagian dan menjelaskan bagaimana kondisi ideal suatu sistem bekerja. Langkah awal dilakukan dengan mendapatkan tinjauan dari sistem berupa gambar teknis atau informasi lain dari sistem tersebut. Sistem harus dibagi menjadi bagian-bagian yang dijelaskan pula kondisi ideal dari bagian-bagian tersebut. Pada sebuah sistem, semua bagian atau subsistem merupakan dependen satu sama lain, dan ketergantungan ini harus diidentifikasi. Langkah berikutnya adalah melakukan identifikasi 8 deviasi untuk tiap bagian dari sistem. Untuk membantu mengidentifikasi deviasi, digunakan guideword. Ketika deviasi teridentifikasi, maka penyebabnya pun dapat teridentifikasi. c. Risk Based Inspection RBI, adalah penilaian risiko dan manajemen proses yang terfokus pada kegagalan peralatan karena kerusakan material. Fokus RBI adalah penilaian risiko yang berkaitan dengan pengoperasian peralatan. RBI dapat memberikan masukan kepada manajemen untuk merencanakan jadwal inspeksi dan pemeliharaan pada perlatan termasuk penganggaran biayanya. Pendekatan RBI secara kualitatif menyediakan dasar analisis untuk memprioritaskan program inspeksi berdasarkan risiko. d. What-If merupakan metode identifikasi bahaya awal untuk meninjau desain dengan bagaimana-jika menanyakan what-if. serangkaian pertanyaan Analisis what-if merupakan awal yaitu bagian dari cara checklist, yang kemungkinan merupakan metode identifikasi bahaya tertua. e. Failure Modes and Effect Analysis FMEA atau Analisis Pola Kegagalan dan Akibat, yaitu metode untuk mengidentifikasi bahaya yang melibatkan analisis modus kegagalan dari suatu entitas, penyebabnya, dampaknya, dan hubungan kritikalitas dari kegagalan Mannan, 2005. Tujuan dari FMEA adalah untuk mengidentifikasi kegagalan yang mempunyai dampak yang tidak diinginkan pada sistem operasi. f. Fault Tree Analysis FTA dan Event Tree Analysis ETA merupakan diagram logika yang digunakan untuk mewakili masing-masing dampak dari suatu peristiwa dan penyebab dari suatu peristiwa Mannan, 2005. Diagram ini juga menyatakan ilustrasi bebas dari rangkaian potensi kegagalan peralatan atau kesalahan manusia yang dapat menimbulkan kerugian. FTA bersifat deduktif dengan memunculkan akibat untuk mencari sebab, sedangkan ETA bersifat induktif dengan menampilkan sebab kejadian awal untuk mencari akibat kejadian akhir. 9 g. Qualitative Risk Assessment merupakan pendekatan nilai risiko terhadap suatu sistem dengan pemberian skor secara kualitatif iya/ tidak; baik/ buruk; tinggi/ rendah terhadap faktor kemungkinan dan akibat kegagalan dari suatu kejadianWachyudi, 2010. h. Semi-quantitave Risk Assessment merupakan pengembangan penilaian risiko dengan menggunakan suatu pemodelan untuk kejadian tertentu untuk mendapatkan rate event. Pemodelan tersebut bertujuan untuk mendapatkan akurasi data berdasarkan informasi awal yang diolah dengan mempertimbangkan parameter-parameter yang ada Wachyudi, 2010. i. Quantitative Risk Assessment merupakan penilaian penuh dengan melakukan pemodelan semua kejadian sehingga kemungkinan dan akibat dari suatu kegagalan dapat diketahui secara numerik sehingga mendapatkan tingkat risiko yang cukup akurat Wachyudi, 2010. 10 PEMBAHASAN A. Gambaran Proses Produksi Proses produksi pada Pabrik Roti Kurnia Mandiri terdiri dari beberapa tahapan yaitu 1. Tahap Pertama Tahap pertama yang dilakukan adalah proses penggilingan gula dengan mesin penggiling. Gula digiling hingga berbentuk tepung. 2. Tahap Kedua Tahap kedua yang dilakukan adalah mencampurkan adonan ke dalam mixer besar. 11 3. Tahap Ketiga Tahap ketiga yang dilakukan adalah melakukan penggilingan dengan menggunakan mesin rolling. Hal ini bertujuan agar adonan roti lebih halus dan lembut. 4. Tahap Keempat Tahap keempat dari proses pembentukkan adonan. 12 produksi adalah penimbangan dan 5. Tahap Kelima. Tahap kelima adalah adonan di masukkan kedalam cetakan dan akan langsung dimasukkan kedalam ruangan steam untuk roti tawar yang didalamnya terdapat lampu 15 watt yang akan mengembangkan roti selama 78 jam. Sedangkan untuk jenis roti isi akan dimasukkan kedalam mesin cetakan adonan roti, dan hasil cetakkan mesin tersebut langsung akan diletakkan di talang, kemudian akan dimasukkan kedalam ruangan steam, sama halnya seperti pembuatan roti tawar. 6. Tahap Keenam Pada tahap keenam, roti yang sudah disteam akan dimasukkan kedalam oven besar dengan bantuan gas elpiji selama 15-20 menit. 13 7. Tahap Ketujuh Pada tahap ketujuh, hal yang dilakukan dalam proses produksi adalah proses pendinginan 8. Tahap Kedelapan Pada tahap kedelapan, hal yang dilakukan adalah pengemasan. Pengemasan dilakukan secara manual, yaitu dengan dimasukkan kedalam plastik ketika masak dan ditutup dengan membakar ujung plastik agar tertutup rapat dan tidak cepat berjamur. 14 B. Identifikasi Bahaya Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan pada setiap tahap produksi di Pabrik Roti Kurnia Mandiri maka, potensi bahaya yang bisa terjadi akan diuraikan sebagai berikut. 1. Faktor Fisik a. Kebisingan Kebisingan menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP. 51/MEN/1999 adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP. 51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja, NAB untuk kebisingan yaitu sebesar 85 dBA dalam waktu 8 jam sehari atau 40 jam seminggu. Pada Pabrik Roti Kurnia Mandiri sumber kebisingan adalah pada mesin penggiling gula. Mesin penggiling gula ini memiliki 15 frekuensi sangat tinggi atau suara keras dan kencang, yang apabila cukup lama terpapar akan merusak pendengaran. b. Suhu Berdasrkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri, suhu minimum di tempat kerja adalah 18-28oC. Sedangkan suhu pada pabrik roti Kurnia Mandiri sangat panas yaitu ± 36 0 c di tambah sirkulasi udara yang kurang memadai sehingga banyak karyawan yang kepanasan berada di pabrik selama 8 jam kerja. Hal tersebut dapat menyebabkan penyakit heat stress. 2. Faktor Bahaya Kimia a. Debu Bahaya kimia yang ada di pabrik roti Kurnia Mandiri yaitu debu dimana ketika pekerja menunangkan terigu pada mixer ukuran besar akan ada debu yang dihasilkan dan akan mengganggu pernapasan, jika hal ini terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan penyakit ISPA bila tidak ditangani dengan baik. 3. Faktor Bahaya Ergonomi Menurut ILO, aturan beban yang diangkat adalah sebagai berikut a. Laki-laki dewasa maksimal 40 kg b. Wanita dewasa maksimal 15 - 20kg c. Laki-laki umur 15 sampai 18 tahun maksimal mengangkat 15 s/d 20 kg d. Wanita umur 16 s/d 18 tahun maksimal 12 sampai 15 kg. Pada pabrik roti Kurnia Mandiri, bahaya ergonomi yaitu adanya ketidaksesuaian pada beban yang diangkat pada pekerja, khususnya pada tahap pencampuran dan penghalusan adonan. Pada tahap ini para pekerja mengangkat beban yaitu terigu sebanyak 1 sak dengan massa 25 kg. Selama proses produksi yaitu pada pukul dan para pekerja bisa mencampur dan menghaluskan adonan kurang lebih sebanya 10 16 sak per produksi. Untuk tahap pencampuran dan penghalusan adonan, dilakukan oleh pekerja laki-laki sebanyak 2 orang, yaitu 1 pada pencampuran dan 1 pada penghalusan adonan. Hal ini tentu tidak sesuai dengan aturan ILO terkait aturan beban yang diangkat. Dimana beban yang diangkat pekerja melebihi 40 kg. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan identifikasi faktor bahaya yang kami lakukan di pabrik roti Kurnia Mandiri dapat kami hasilkan yaitu 1. Faktor bahaya fisik yaitu dalam kebisingan pada alat penggiling gula, dan iklim pada suhu ruangan di dalam pabrik roti Kurnia Mandiri yang dapat menyebabkan penyakit heat stress 2. Faktor bahaya kimia yaitu debu yang di dapat pada bahan tepung, jika hal ini terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan penyakit ISPA bila tidak ditangani dengan baik. 3. Faktor bahaya ergonomi yaitu adanya ketidaksesuaian pada beban yang diangkat pada pekerja, khususnya pada tahap pencampuran dan penghalusan adonan B. Saran Sebaiknya pengenlola atau pemilik lebih memperhatikan lagi pekerja di pabrik roti ini, terutama pengenai Alat Pelindung Diri dari pekerja yang sangat minim ini sangat memungkinkan pekerja mendapatkan bahaya yang tidak diinginkan. 17
HAWAII, - Penduduk Hawaii sebentar lagi harus membalik sapaan “aloha” menjadi “good bye “ atau selamat tinggal, kepada salah satu industri roti perintis di wilayah tersebut. SFGate melaporkan, Love’s Bakery akan ditutup pada akhir Maret. Operasi pabrik roti ini terus bergulat dalam kondisi krisis selama pandemi Covid-19 Love’s Bakery ini telah menyebarkan “cinta” melalui produk panganannya sejak ini pertama kali menyalakan ovennya lebih dari seabad sebelum Hawaii menjadi negara bagian ke 50 dari Amerika Serikat AS. Biasanya pabrik ini mendistribusikan sekitar roti kepada pelanggan setiap minggu menurut situs web perusahaan. Panganan andalan Honolulu ini mempekerjakan 231 orang. Dengan penutupan pabrik roti maka semua pegawai akan kehilangan pekerjaan mereka. Sayangnya permintaan roti menurun selama pandemi. Kondisi diperparah dengan penutupan hotel dan restoran. Padahal sebelumnya karena persaingan lokal, perusahaan roti ini dilaporkan melakukan pemotongan besar pada biaya operasionalnya. Baca juga Bangkrut, Kompleks Kasino Donald Trump Dirobohkan dengan Dinamit Pihak perusahaan menyatakan telah sangat menunggak pembayaran sewa hingga kini. Mereka menghabiskan semua 2,8 juta dollar AS Rp 40,3 miliar yang diterimanya dari pinjaman bantuan Covid-19 federal AS untuk mempertahankan penggajian. "Kami telah bekerja dengan rajin untuk memangkas biaya, untuk mempertahankan pangsa pasar kami dan untuk memperbaiki kesulitan operasional kami," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan melansir New York Post pada Sabtu 20/3/2021. Namun di bawah lingkungan bisnis saat ini pihak perusahaan menyatakan tidak lagi dapat melanjutkan operasi Covid-19 juga berdampak pada banyak pemasok bahan di daerah itu. Keterlambatan dalam bahan dan suku cadang berdampak buruk pada peralatan toko roti yang sudah tua. “Dalam pendapatan dan meningkatnya biaya untuk menjaga toko roti tetap berjalan, kami telah membuat keputusan sulit untuk menghentikan operasi karena bisnis yang goyah,” terang perusahaan dalam keterangan Hawaii Dislocated Workers Act kepada Worker Adjustment and Retraining Notification WARN pemerintah federal AS. Baca juga Thai Airways Bangkrut, Banting Setir Jadi Penjual Gorengan Love’s Bakery mengulen roti pertamanya 170 tahun yang lalu. Ketika itu Raja Kamehameha III naik takhta Hawaii. Industri rumahan milik Love’s Bakery berkembang pesat selama perang dunia. Pada 1943 perusahaan itu memanggang roti sepanjang waktu dalam oven sepanjang 144 kaki, dan menghasilkan roti per jam. Pada 1945, dilaporkan mengirimkan roti ke pulau-pulau tetangga dengan pesawat carter karena populasi Hawaii berkembang pesat. Bisnis , termasuk sektor pembuatan roti, di seluruh negara dan dunia telah berjuang sejak pandemi menutup perdagangan. Lebih dari separuh bisnis AS yang dipaksa tutup dan tidak akan pernah dibuka kembali, menurut sebuah penelitian. Baca juga Virus Corona Kian Akut, Sejumlah Restoran China Bangkrut Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Inilah sebutkan bahaya yg dapat terjadi di pabrik pembuatan roti dan hal lain yang berhubungan erat dengan sebutkan bahaya yg dapat terjadi di pabrik pembuatan roti serta aspek K3 secara umum di Indonesia. …di ketinggian, seperti bahaya mekanis, bahaya listrik bahaya kimiawi, bahaya fisik, dan bahaya biologis. Mari kita bahas satu persatu untuk jenis-jenis bahaya yang di dapat jika bekerja di ketinggian ……para pekerja maupun masyarakat hazard yang terkait isu higiene industri diantaranya Bahaya fisik Bahaya timbul dari excess-nya tingkat kebisingan, radiasi non-pengion/pengion, suhu ekstrim dan pressure tekanan Bahaya Kimia……alkohol dan obat-obatan 8 Kegiatan konstruksi – bahaya dan kontrol • Bahaya konstruksi Umum dan kontrol • Bekerja di ketinggian • Penggalian • Kesehatan bahaya biasa ditemui dalam kegiatan konstruksi……dapat diketahui kapan terjadinya, jadi diperlukan sistem manajemen atau perencanaan yang bertujuan untuk Mempersiapkan diri menghadapi bencana atau kejadian yang tidak diinginkan. Mengidentifikasi sumber data yang tersedia untuk melihat kapasitas……bagaimana bahaya tersebut ditanggulangi dan dikendalikan. Pengendalian bahaya tersebut melalui perencanaan formal dan prosedur mitigasi atau penghapusan kondisi berbahaya. Karyawan harus benar-benar dilatih tentang prosedur pelaporan keselamatan bahaya resmi. Subcontractors……eksistensinya sehinggga dapat terlihat dengan mudah. Sebagai contoh,di dalam suatu pabrik kimia,terdapat berbagai jenis bahan dan bertahun tahun di dalam pabrik tersebut tidak pernah terjadi kecelakaan atau kejadian menyadari jika dirinya tertidur atau akan memasuki kondisi tidur. Microsleep ditandai dengan gerakan kepala seperti mengangguk, mengedipkan mata yang terlalu sering atau bahkan dapat terjadi dalam keadaan mata terbuka…Demikianlah beberapa ulasan artikel tentang sebutkan bahaya yg dapat terjadi di pabrik pembuatan roti yang dapat Anda jadikan referensi untuk mengetahui lebih jauh mengenai sebutkan bahaya yg dapat terjadi di pabrik pembuatan K3 lainnya yang bisa Anda pelajari adalah contoh komunikasi vertikal, contoh buku laporan harian satpam, prosedur K3 yang berlaku di industri, tugas 3 membaca teks anekdot dalam puisi, soal pilihan ganda tentang integrasi nasional, kata kata operator excavator, contoh amdal pabrik rokok, contoh soal negosiasi essay, soal dan jawaban integrasi nasional, tujuan amdal sebagai instrumen pengendalian dan sebagainya.
sebutkan kemungkinan bahaya yang akan terjadi di pabrik pembuatan roti